Saat ini adalah musim penghujan.
Sebelum hujan lebat datang kadang muncul petir, kilat atau guntur. Ada apa
sebenarnya di balik ketiga hal tadi? Itulah yang akan kami jelaskan dalam
posting kali ini. Apa saja kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai
ketiga hal itu? Semoga bermanfaat.
Ar Ra’du (petir) adalah suara yang didengar dari awan.
Sedangkan Ash Showa’iq (kilat) adalah api (cahaya) yang muncul dari langit
bersamaan dengan suara petir yang keras. (Rosysyul Barod, 381, Darud Da’i
Linnashri wat Tawzii’)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
mengatakan,”Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, pen) pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam ditanya tentang petir, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab,
مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ
بِالسَّحَابِ مَعَهُ مخاريق مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ
اللَّهُ
”Petir adalah malaikat yang diberi
tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan
sesuai dengan kehendak Allah.”
Begitu juga ketika Ali ditanya, sebagaimana dikatakan Al Khoroithi dalam Makarimil Akhlaq. Beliau radhiyallahu ‘anhu mengatakan,”Petir adalah malaikat, dan suaranya itu adalah pengoyak di tangannya.” Dan dalam riwayat lain dari Ali juga,” Suaranya itu adalah pengoyak dari besi di tangannya”.”
Begitu juga ketika Ali ditanya, sebagaimana dikatakan Al Khoroithi dalam Makarimil Akhlaq. Beliau radhiyallahu ‘anhu mengatakan,”Petir adalah malaikat, dan suaranya itu adalah pengoyak di tangannya.” Dan dalam riwayat lain dari Ali juga,” Suaranya itu adalah pengoyak dari besi di tangannya”.”
Kemudian Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan lagi, ”Ar
ro’du adalah mashdar (kata kerja yang dibendakan) berasal dari kata ro’ada,
yar’udu, ro’dan (yang berarti gemuruh, pen). … Namanya gerakan pasti
menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan (menggetarkan) awan, lalu
memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dan setiap gerakan di alam ini
baik yang di atas (langit, pen) maupun di bawah (bumi, pen) adalah dari
malaikat. Suara manusia dihasilkan dari gerakan bibir, lisan, gigi, lidah, dan
dan tenggorokan. Dari situ, manusia bisa bertasbih kepada Rabbnya, bisa
mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Oleh karena itu, guntur
adalah suara yang membentak awan. Dan kilat adalah kilauan air atau kilauan
cahaya. … ” (Lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah, 24/263-264)
Ketika menafsirkan surat al Baqarah
ayat 19, As Suyuthi mengatakan bahwa petir (ar ra’du) adalah malaikat yang
ditugasi mengatur awan. Ada juga yang berpendapat bahwa petir adalah suara
malaikat. Sedangkan kilat (barq) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat
tersebut untuk menggiring mendung (Tafsir Jalalain dengan Hasyiyah ash Showi
1/31, ed).
Inilah yang harus engkau amalkan
ketika mendengar petir
Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau
mengucapkan,
سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ
‘Subhanalladzi sabbahat lahu’ (Maha
suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya). Lalu beliau
mengatakan,”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk
mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.” (Lihat Adabul
Mufrod no. 722, dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
Apabila Abdullah bin Az Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan,
kemudian mengucapkan,
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ
الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
‘Subhanalladzi yusabbihur ro’du
bihamdihi wal malaikatu min khiifatih’ (Mahasuci Allah yang petir dan para
malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya). Kemudian
beliau mengatakan,
إِنَّ هَذَا لَوَعِيْدٌ شَدِيْدٌ
لِأَهْلِ الأَرْضِ
”Inilah ancaman yang sangat keras
untuk penduduk suatu negeri”. (Lihat Adabul Mufrod no. 723, dishohihkan oleh
Syaikh Al Albani)
Demikian pembahasan kami dalam
posting kali ini. Semoga kita selalu dimudahkan untuk mendapat ilmu yang bermanfaat dan diberi
taufik untuk melakukan amalan sholeh.
Yang selalu mengharapkan ampunan dan
rahmat Rabbnya
Muhammad Abduh Tuasikal, ST
No comments:
Post a Comment